1.
Percobaan Pertama Rangkaian Decoder 2 ke 4
A. Gambar
Rangkaian Decoder 2 ke 4
·
Yang Pertama
·
Yang Kedua
B. Tabel
Kebenaran
·
Simbol :
C. Persamaan
Logika
·
Yang Pertama : (X’Y’, XY’, X’Y,
XY)
·
Yang Kedua : (X’Y’, X’Y, XY’,
XY)
D. Pembahasan
Rangkaian Decoder adalah alat yang di gunakan untuk dapat
mengembalikan proses encoding sehingga dapat melihat atau menerima sebuah
informasi aslinya. Pengertian Decoder juga dapat di artikan sebagai rangkaian
logika yang di tugaskan untuk menerima input - input biner dan mengaktifkan
salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner tersebut.
Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang
berkebalikan dengan rangkaian Enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal
diskrit. Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n. Variabel (m)
adalah kombinasi keluaran dan (n) adalah jumlah bit masukan. Satu kombinasi dari masukkan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
Decoder
mengubah informasi biner dari n saluran input menjadi maximum 2n saluran output.
Dari tabel diatas, dapat dibuat fungsi keluaran sebagai berikut :
·
Yang Pertama :
F0 = X’ . Y’
F1 = X . Y’
F2 = X’ . Y
F3 = X . Y
·
Yang Kedua :
F0 = X’ . Y’
F1 = X’ . Y
F2 = X . Y’
F3 = X . Y
Pada decoder
dengan saluran enable aktif High, jika enable
=
0, maka
decoder OFF. Berarti
semua saluran output akan bernilai nol ( 0 ). Jika enable = 1, decoder ON dan sesuai dengan
inputnya, saluran output yang aktif akan 1, dan yang lainnya nol ( 0 ).
E.
Kesimpulan
1. Data
input lebih sedikit daripada output.
2. Setiap
satu keadaan masukan ( Inputan ) hanya menghasilkan satu
keadaan keluaran ( Outputan ) yang aktif.
3. Tidak
membutuhkan data kontrol / select.
4.
Mempunyai 3 buah sinyal dan enable.
2.
Percobaan Kedua Rangkaian Encoder
A. Gambar
Rangkaian Encoder
B. Tabel
Kebenaran
·
Simbol :
C. Persamaan
Logika
D. Pembahasan
Enkoder
adalah rangkaian logika kombinasional yang berfungsi untuk mengubah atau
mengkodekan suatu sinyal masukkan diskrit menjadi keluaran kode biner.
Enkoder
disusun dari gerbang-gerbang logika yang menghasilkan keluaran biner sebagai
hasil tanggapan adanya dua atau lebih variabel masukan. Hasil keluaran atau
outputnya dinyatakan dengan suatu aljabar boolean, tergantung dari kombinasi - kombinasi
gerbang yang digunakan.
Sebuah
Enkoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n. Variabel m adalah
kombinasi masukan dan n adalah jumlah bit keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
Encoder
merupakan rangkaian kombinasional yang berfungsi mengubah data yang ada pada
inputnya menjadi kode-kode biner pada outputnya. Contoh encoder oktal ke biner
atau disebut juga encoder 8 ke 3, berfungsi mengubah data bilangan oktal pada
inputnya menjadi kode biner 3-bit pada outputnya. Pada umumnya encoder
menghasilkan kode 2-bit, 3-bit atau 4-bit. Encoder n bit memiliki 2n saluran input.
Encoder
terdiri dari beberapa input line, salah satu dari input-input tersebut
diaktifkan pada waktu tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan kode output
N-bit, rangkaian encoder merupakan aplikasi dari gerbang or.
Sebuah
priority encoder adalah rangkaian encoder yang mempunyai fungsi prioritas,
operasi dari rangkaian priority encorder adalah sebagai berikut:
Jika ada dua lebih
input bernilai “1” pada saat yang sama, maka input yang mempunyai prioritas
tertinggi yang akan diambil.
E.
Kesimpulan
1.
Sebuah Rangkaian Enkoder harus memenuhi syarat
perancangan m < 2 n. Variabel m adalah kombinasi masukan dan n adalah jumlah
bit keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi
masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
2.
Jika ada dua lebih input bernilai “1”
pada saat yang sama, maka input yang mempunyai prioritas tertinggi yang akan
diambil.
3.
Rangkaian Encoder berfungsi
untuk mengubah atau mengkodekan suatu sinyal masukkan diskrit menjadi keluaran
kode biner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar